Penggunaan kelas virtual semakin meningkat sejak terjadi krisis covid-19 di Indonesia, meskipun sebagian besar siswa yang mengikuti kelas virtual mengalami banyak permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh secara daring. Pemahaman yang lebih mendalam sangat dibutuhkan sebelum seorang pendidikan memutuskan untuk menggunakan aplikasi kelas virtual tertentu baik yang berbasis chatting berbasis tulisan dan gambar, chatting dengan rekaman audio, audio konferensi maupun video konferensi. Penggunaan kelas virtual bukan hal yang mudah sehingga mampu menggantikan kelas konvensional yang sudah sejak lama digunakan bahkan sampai puluhan tahun sebelumnya.
Berikut ini kita akan membahas beberapa aspek penting dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh secara daring.
1. Perangkat yang digunakan
Untuk menggunakan aplikasi kelas virtual harus memenuhi persyaratan minimal perangkat yang berbeda-beda. Hal ini sangat tergantung dari kelengkapan fitur yang tersedia dalam aplikasi tersebut, sehingga muncul beberapa kendala teknis berikut.
Kapasitas memori perangkat
Meskipun hal ini kelihatannya sepele namun hal ini sangat menentukan keberhasilan proses belajar dalam kelas virtual jarak jauh. Untuk golongan mampu hal ini mungkin tidak ada masalah, tapi hal ini menjadi masalah untuk siswa golongan menengah. Dan bisa sangat menyulitkan siswa golongan tersebut jika beberapa orang guru memilih menggunakan aplikasi yang berbeda untuk kelas virtual yang dijalankan. Pilihan yang paling mungkin adalah guru memilih aplikasi yang dapat juga diakses melalui aplikasi browser selain dengan memasang aplikasi tersebut di smartphone.
2. Jadwal belajar
Waktu Belajar Berbeda
Jika seorang siswa berada dalam sebuah kelas reguler maka waktu belajar dapat ditentukan oleh sekolah, sehingga setiap siswa diwajibkan untuk mulai belajar meskipun dalam kondisi yang kurang semangat untuk belajar.
Namun hal ini semakin jauh berbeda ketika siswa berada di rumah masing-masing, segala sesuatu tidak pernah sama untuk setiap siswa. Untuk siswa dari kategori tidak mampu pasti tidak lagi termasuk ke dalam kriteria yang kita harapkan dapat mengikuti pembelajaran di kelas virtual. Sehingga yang tersisa hanya dari kategori mampu dan kategori menengah saja.
Bisa Kapan Saja
Untuk kategori ini mereka tidak ada kendala, siswa tersebut memiliki kamar pribadi di rumahnya sehingga mau mulai belajar kapan saja tidak akan mengganggu orang lain di kamarnya, kecuali jika dia punya adik yang mengganggu untuk masuk ke kamarnya. Dan hal ini bukan masalah yang berarti bagi kategori ini.
Hanya Jika Tidak Mengganggu
Lain halnya dengan kategori sebelumnya, maka siswa yang berada pada kategori ini tidak bisa mulai belajar kapan saja meskipun sudah memiliki akses internet yang memadai dan siap untuk belajar. Misalnya siswa tersebut memiliki kamar yang berdua dengan abang, kakak atau adiknya. Hanya jika tidak mengganggu saja baru siswa tersebut mulai ikut kelas virtual jarak jauh. Apalagi bagi guru yang menggunakan aplikasi kelas virtual berbasis video, hal ini akan sedikit menyulitkan karena harus mencari ruang yang sepi terlebih dahulu, baru bisa ikut kelas virtual tersebut.
3. Biaya koneksi internet
Untuk hal yang satu ini memang merupakan masalah yang kelihatannya mudah untuk dicari solusinya, namun pemanfaatan sumber daya yang tidak tepat sasaran semakin memperburuk keadaan. Hal ini menjadikan jumlah siswa di kelas virtual menjadi lebih sedikit dibandingkan dengan kelas konvensional biasanya.
Golongan Mampu
Orang tua siswa yang memiliki penghasilan yang memadai mungkin tidak menjadi masalah, apalagi jika di rumah siswa tersebut sudah tersedia koneksi internet yang cepat dengan akses fiber optik dan langganan bulanan.
Golongan Kurang Mampu
Lain halnya dengan siswa golongan mampu jangankan untuk menggunakan perangkat smartphone untuk berinteraksi dengan kelas virtual berbasis video, untuk kebutuhan pokok sehari – hari saja masih sangat memprihatinkan. Orang tua mereka harus keluar rumah bekerja seperti biasa dan tidak mungkin hanya berdiam diri di rumah pada masa krisis terjadi. Jadi bagi mereka memang tidak mungkin untuk dapat mengikuti pembelajaran jarak jauh seperti yang direncanakan. Dan seharusnya pihak sekolah mengetahui siapa saja siswa yang berada pada golongan sehingga dapat segera membantu mereka.
Golongan Menengah
Selain dari itu ada juga satu kelompok lagi siswa yang orang tuanya memiliki kemampuan ekonomi menengah, orang tua mereka punya telepon pintar atau mungkin siswa juga punya namun masalahnya terletak pada biaya untuk akses internet yang kurang memadai. Mereka hanya mampu untuk mengakses internet dengan paket data yang sedikit, hanya mampu mengakses internet dengan paket data seadanya.
4. Efektif dan Menarik
Jika dilihat dari definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli bahwa efektif adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah pekerjaan tepat pada waktunya. Dengan kata lain melakukan sesuatu yang sesuai dengan apa yang diinginkan, melakukan sesuatu yang benar dan tepat sasaran. Sedangkan efisien yaitu bekerja menggunakan sumber daya dan energi yang sesuai tanpa pemborosan, melakukan sesuatu dengan benar dan tepat guna.
Proses pengecekan kehadiran siswa di dalam kelas konvensional juga sangat berbeda jika dilakukan di dalam kelas virtual. Penggunaan aplikasi tertentu dalam kelas virtual bagi seorang guru dalam pengecekan kehadiran siswa dapat dilakukan dengan mudah dalam waktu yang singkat, seperti dengan memanfaatkan fitur pooling (angket sederhana) atau menggunakan formulir daring seperti Google Form dan Microsoft Form yang gratis. Guru langsung mengetahui dengan cepat siapa saja siswa yang tidak hadir dalam waktu yang relatif singkat tanpa harus memanggil satu persatu siswa di dalam kelas virtual. Selain itu bisa juga diketahui beberapa informasi tambahan lainnya untuk memudahkan seorang guru dalam mengelola kelas virtual tersebut.
Trimaksih artikel-artikel anda sangat membantu semoga anda mendapat pahala yang berlipat ganda dari Tuhan YME… amiiin